Tarakan, 12 Juli 2025 –Universitas Borneo Tarakan menerima kunjungan kerja Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, Prof. Stella Christie, Ph.D., sebagai bagian dari agenda strategis pemerintah dalam memperkuat ekosistem pendidikan tinggi dan riset di wilayah perbatasan Indonesia.
Kehadiran Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Prof. Stella Christie, Ph.D., didampingi didampingi Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat, Dr. Lukman, ST., M.Hum., di UBT disambut langsung oleh Rektor Universitas Borneo Tarakan, Prof. Dr. Yahya Ahmad Zein, S.H., M.H., didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Heppi Iromo, S.Pi., M.Si., serta Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Dr. Etty Wahyuni MS, S.Hut., M.P.
Kunjungan ini merupakan bagian dari lawatan kerja Wamen ke dua perguruan tinggi di Kalimantan Utara, yaitu Universitas Borneo Tarakan dan Universitas Kaltara (Unikaltar), dengan fokus utama pada peninjauan calon lokasi pembangunan Sekolah Garuda Baru, serta penguatan sinergi dalam pengembangan pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) di daerah 3T.
Selama kunjungan, Wamen Prof. Stella diajak meninjau berbagai produk dan karya hasil riset unggulan dari para dosen dan mahasiswa UBT. Beberapa di antaranya adalah pengembangan Science Techno Park, riset klaster rumput laut, sistem akuaponik untuk percepatan penurunan stunting, teknologi pertanian dan perikanan, serta pemanfaatan energi surya untuk petani pesisir.
Dalam sambutannya, Rektor UBT menyampaikan rasa hormat dan apresiasi atas kunjungan tersebut. “Kehadiran Ibu Wamen di Universitas Borneo Tarakan ini adalah suatu kehormatan besar dan sumber inspirasi bagi kami yang berada di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal. Perjalanan panjang UBT sejak berdiri hingga menjadi PTN pada tahun 2010 menunjukkan tekad kuat kami untuk menghadirkan akses pendidikan tinggi di wilayah perbatasan,” ujar Prof. Yahya.
Rektor juga menyampaikan berbagai capaian UBT, termasuk jumlah mahasiswa yang telah mencapai lebih dari 12.100 orang dan penerimaan mahasiswa baru tahun ini sebanyak 2.700 kursi. Ia menyoroti pentingnya keberadaan Fakultas Kedokteran UBT sebagai solusi strategis pemenuhan tenaga medis di Kalimantan Utara serta kebutuhan mendesak terkait infrastruktur dan peningkatan status dosen PPPK.
Dalam sesi pemaparan, Wakil Rektor bidang Akademik Dr. Heppi Iromo menjelaskan bahwa arah riset UBT telah difokuskan pada 10 bidang prioritas nasional, terutama yang berkaitan dengan sektor pertanian, perikanan, teknik, dan kesehatan masyarakat. Sebanyak 80% riset UBT diarahkan pada kebutuhan lokal dan karakter geografis Kalimantan Utara.
Dr. Heppi juga menyoroti tantangan utama dalam pengembangan riset, terutama keterbatasan pendanaan. Meski begitu, semangat dosen dan mahasiswa UBT untuk berkontribusi di tingkat nasional tidak surut. UBT telah berhasil meraih sejumlah hibah kompetitif dari berbagai lembaga, baik pemerintah maupun sektor swasta. Selain itu, UBT juga aktif mendorong publikasi ilmiah meskipun masih menghadapi hambatan pada biaya penerbitan jurnal bereputasi.
“Kami memiliki semangat yang besar untuk terus mendorong hilirisasi riset, meski harus bersaing dengan keterbatasan sumber daya. UBT telah menunjukkan tren yang sehat dalam pengembangan riset yang berdampak,” ujar Dr. Heppi.
Menanggapi hal tersebut, Prof. Stella Christie menyampaikan apresiasi terhadap peran aktif UBT dalam memajukan riset dan inovasi, khususnya dalam pengembangan Science Techno Park, klaster riset rumput laut, serta program Desa Energi Berdikari yang digagas mahasiswa bekerja sama dengan Pertamina Foundation.
“Saya sangat mengapresiasi semangat riset dan inovasi di UBT. Kampus ini masih sangat muda, namun memiliki arah yang sangat menjanjikan dan pola riset yang sehat. Ini bukti bahwa UBT bersungguh-sungguh menjadi universitas yang berdampak.” ucap Prof. Stella.
Wamen juga memberikan dorongan kuat agar UBT membangun sistem informasi riset terintegrasi yang dapat diakses publik dan mitra industri. Hal ini sejalan dengan prioritas kementerian dalam mendorong hilirisasi hasil riset serta memperkuat kolaborasi antara universitas dan dunia industri, terlebih dalam mendukung pengembangan kawasan industri hijau di Kalimantan Utara.
Sebagai penutup, Wamen juga menegaskan komitmen Kemdiktisaintek untuk memperkuat pendanaan riset nasional dengan tambahan anggaran sebesar Rp1,8 triliun tahun ini, guna meningkatkan kapasitas riset dan inovasi di seluruh perguruan tinggi Indonesia, termasuk di kawasan perbatasan seperti Kalimantan Utara.
Kunjungan ini menjadi tonggak penting bagi UBT dalam memperkuat perannya sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di wilayah perbatasan Indonesia. Semangat dan apresiasi yang diberikan oleh Wamen menjadi motivasi baru bagi seluruh civitas akademika UBT untuk terus berkarya dan berinovasi demi kemajuan bangsa.#HMS#ARM#BVL