Rektor Universitas Borneo Tarakan Hadiri Dialog Interaktif “100 Hari Kerja Walikota dan Wakil Walikota Tarakan” di RRI Tarakan

Beranda > Berita > Rektor Universitas Borneo Tarakan Hadiri Dialog Interaktif “100 Hari Kerja Walikota dan Wakil Walikota Tarakan” di RRI Tarakan

Tarakan, 21 Mei 2025 – Rektor Universitas Borneo Tarakan (UBT), Prof. Dr. Yahya Ahmad Zein, S.H., M.H., hadir sebagai salah satu narasumber dalam acara Dialog Interaktif Kepala Daerah Menyapa dengan tema “100 Hari Kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan”. Kegiatan ini disiarkan secara langsung dari Studio Pro 1 LPP RRI Tarakan, Rabu pagi (21/5), dan menghadirkan Walikota Tarakan dr. H. Khairul, M.Kes., serta Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tarakan Muhammad Yunus, S.H.

Dialog ini menjadi momentum penting bagi masyarakat Tarakan untuk mendapatkan informasi langsung dari pemerintah daerah mengenai kebijakan dan program kerja Walikota dr. H. Khairul, M.Kes. dan Wakil Wali Kota Ibnu Saud IS selama 100 hari pertama masa jabatan mereka. Dalam kesempatan tersebut, Walikota Tarakan memaparkan kemajuan pelaksanaan dari 20 program unggulan yang mencakup berbagai sektor strategis, mulai dari pelayanan publik, pendidikan, hingga penguatan ekonomi kerakyatan, serta tantangan yang dihadapi Pemkot dalam merealisasikan berbagai aspirasi masyarakat.

Dalam paparannya, Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul, M.Kes., menjelaskan berbagai capaian dan perkembangan dari 20 program unggulan yang menjadi janji politik saat kampanye. Ia mengungkapkan bahwa dalam 100 hari pertama, Pemerintah Kota Tarakan melakukan pemetaan secara menyeluruh terhadap program-program prioritas yang dapat dieksekusi langsung dan yang masih membutuhkan penguatan regulasi.

Sejumlah capaian yang telah direalisasikan antara lain program One Call One Number, pemasangan PDAM gratis, serta respon cepat terhadap program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Sekolah Rakyat yang kini sedang dalam proses pengembangan infrastruktur dan regulasi pendukung.

Wali Kota juga menyampaikan tantangan yang dihadapi, seperti keterbatasan kewenangan pemerintah kota terhadap isu-isu tertentu, termasuk dalam pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang tetap menjadi prioritas pembenahan Pemkot Tarakan.

“Kami menyadari tidak semua masalah bisa langsung diselesaikan oleh pemerintah kota karena keterbatasan kewenangan. Namun kami tetap berkomitmen untuk mencari solusi kolaboratif,”.

Ia juga menegaskan bahwa seluruh janji kampanye akan terus ditindaklanjuti dan diwujudkan selama masa kepemimpinannya. “Bagi saya, janji adalah hutang yang harus ditunaikan,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa pihaknya terbuka terhadap kritik dan saran konstruktif dari masyarakat sebagai bahan evaluasi dan penyempurnaan kinerja pemerintah daerah.

Ketua DPRD Tarakan, Muhammad Yunus, menyampaikan bahwa pihak legislatif akan menjalankan fungsi pengawasan secara maksimal dalam mengawal realisasi program-program unggulan yang telah dicanangkan. Ia juga menegaskan komitmen DPRD untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan.

“Kami siap menanyakan dan mengevaluasi jika ada program yang belum berjalan. Ini adalah bentuk tanggung jawab DPRD sebagai representasi rakyat,” ujarnya. Ia juga menyebutkan bahwa sinergi dengan pemerintah pusat, khususnya dalam mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, akan terus diperkuat.

Rektor Universitas Borneo Tarakan, Prof. Dr. Yahya Ahmad Zein memberikan pandangan dari perspektif akademisi. Ia menilai langkah yang diambil Walikota dan Wakil Walikota selama 100 hari kerja menunjukkan arah yang jelas dan terukur.

“Saya melihat ada kejelasan pemetaan antara program yang bisa langsung dieksekusi dan program yang memerlukan penyesuaian regulasi. Ini menunjukkan bahwa pemerintah memahami kapasitas dan batas kewenangannya,” ujarnya.

Ia juga memberikan apresiasi atas perhatian Pemkot Tarakan terhadap sektor pendidikan, khususnya program beasiswa pelajar dan mahasiswa, serta dukungan terhadap perguruan tinggi lokal. Meski beberapa program belum bisa terealisasi karena masih menunggu regulasi, ia mengapresiasi upaya pemerintah dalam menyusun langkah-langkah strategis untuk mempercepat realisasinya.

“Pemkot juga menunjukkan kepedulian terhadap program nasional, seperti menyiapkan lahan untuk Sekolah Rakyat dan fasilitas kesehatan gratis. Ini membuktikan adanya komitmen integratif dengan visi pembangunan nasional,” tambah mantan Dekan Fakultas Hukum UBT itu.

Namun demikian, Prof. Yahya mengingatkan bahwa parameter keberhasilan pemerintahan daerah tidak cukup dinilai dari 100 hari kerja. Ia menekankan bahwa yang lebih penting adalah konsistensi dalam mewujudkan visi dan misi selama masa jabatan lima tahun ke depan.

“Seratus hari pertama hanya memberi gambaran awal, apakah kepala daerah memahami dan mampu menjalankan program-program strategisnya. Yang utama adalah bagaimana mereka membuktikannya selama lima tahun penuh,” tegasnya.

Acara dialog ini mencerminkan pentingnya ruang komunikasi antara pemerintah dan masyarakat serta menggambarkan semangat kolaborasi antara eksekutif, legislatif, dan akademisi. Semua pihak berharap langkah cepat dan responsif yang telah dimulai ini bisa terus dipertahankan dan ditingkatkan untuk menjawab berbagai kebutuhan pembangunan di Kota Tarakan. #HMS#ARM#BVL

Leave a Reply