Masalah stunting bagi balita di Indonesia tergolong kronis. Mengatasi persoalan stunting ini, pemerintah terus menggencarkan target penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia menjadi 14 persen di tahun 2024. Sebagai upaya mencapai target itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng sejumlah perguruan tinggi untuk dapat berperan memberikan penjelasan pengarahan dan bantuan sekaligus penyelesaian masalah stunting yang ada di masyarakat.
Pada sabtu (6/6/2022) telah dilaksanakan penandatanganan kerjasama antara Universitas Borneo Tarakan dengan Koordinatort Pelaksana Program Pembangunan Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Provinsi Kalimantan Utara dalam bidang pelaksanaan program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga. Kegiatan dilaksanakan sekaligus diisi dengan kuliah umum dan pembekalan untuk mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) UBT Tahun 2022 dengan tema Mahasiswa Peduli Stunting.
Rektor Universitas Borneo Tarakan Prof. Dr. Adri Patton dalam sambutan pembukaannya, yang pada kesempatan tersebut diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Dr.-Ing. Ir. Daud Nawir, ST., MT, menyampaikan apresiasi atas dukungan BKKBN dalam program KKN tematik tentang pencegahan stunting. Pada bagian lain, Rektor menekankan bahwa program KKN adalah merupakan mata kuliah wajib yang harus dilaksanakan mahasiswa sebelum menyusun skripsinya sebagai salahsatu syarat kelulusan menjadi sarjana, sehingga mahasiswa sangat penting dapat beradaptasi dan menjalankan program kerja berkolaborasi dengan masyarakat dengan baik
Anggota DPR RI Komisi IX Mayjend TNI (Purn) Drs. H. Hasan Saleh yang juga merupakan Ayah GENRE (Generasi Berencana) Kalimantan Utara sebagai salahsatu pembicara kuliah umum menyampaikan pentingnya mengatasi dan pencegahan stunting untuk penguatan ketahanan nasional, karena penanganan stunting yang baik merupakan kunci dari pembangunan manusia Indonesia yang berujung terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di tahun 2045.
Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, M.RepSc., PhD, deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN sebagai pembicara kunci (keynote speak) dalam kuliah umum menyampaikan bahwa Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal serta produktivitas rendah. Tingginya prevalensi stunting dalam jangka panjang akan berdampak pada kerugian ekonomi bagi Indonesia. Prevalensi stunting Indonesia berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencapai 24,4 persen. Menurut WHO, masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis bila prevalensi stunting lebih dari 20 persen. Artinya, secara nasional masalah stunting di Indonesia tergolong kronis, terlebih lagi di 14 provinsi yang prevalensinya melebihi angka nasional. Penyebab dari stunting adalah rendahnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, yakni sejak janin hingga bayi umur dua tahun. Selain itu, buruknya fasilitas sanitasi, minimnya akses air bersih, dan kurangnya kebersihan lingkungan juga menjadi penyebab stunting.
Kondisi kebersihan yang kurang terjaga membuat tubuh harus secara ekstra melawan sumber penyakit sehingga menghambat penyerapan gizi. Stunting dapat dicegah, antara lain melalui pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan kemudian dilanjutkan dengan MPASI. Orang tua juga diharapkan membawa balitanya secara rutin ke Posyandu, memenuhi kebutuhan air bersih, meningkatkan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan. Pada bagian lain Prof. Damanik menyampaikan melalui kegiataan pengabdian masyarakat seperti KKN, mahasiswa dapat berperan memberikan penjelasan pengarahan dan bantuan sekaligus penyelesaian masalah stunting yang ada di masyarakat, serta sekaligus sebagai penyadaran dan pendidikan kepada para mahsiswa yang pada akhirnya akan menjadi pasangan suami-istri atau berkeluarga untuk pencegahan stunting.
Pembekalan dan kuliah umum ini dilaksanakan oleh Ketua LPPM Universitas Borneo Tarakan Dr. Etty Wahyuni, MP beserta jajarannya dan dukungan dari BKKBN, khususnya Koordinator Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan KB Provinsi Kalimantan Utara Kukuh Dwi Setiawan, S.Sos., M.Si. Kegiatan Kuliah Umum dan Pembekalan KKN ini diikuti kurang lebih 900 mahasiswa peserta KKN, dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerjasama Dr. Ir. M. Djaya Bakri, ST., M.T., Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Utara Dr. Sunarto, SKM., M.Adm.KP, Wakil Walikota Tarakan H. Effendi Djuprianto, Dekan dan wakil dekan fakultas di lingkungan UBT, para DPL KKN, serta hadir juga Anggota Badan Pendiri UBT yaitu H. Udin Hianggio dan Drs. H.M. Agang Sindja, M. Si. , Kegiatan kuliah umum dan pembekalan KKN ditutuap dengan photo bersama peserta kegiatan.